Senin, 27 Februari 2012

SEPENGGAL CERITA TENTANG NASKAH ASLI TEKS PROKLAMASI TULISAN TANGAN SOEKARNO


Pada pposting saya kali ini saya ingin membagi sedikit cerita sejarah kepada teman-teman pembaca tentang cerita dibalik naskah proklamasi tulisan tangan soekarno. Mungkin banyak teman-teman yang  belum tahu bahwa bangsa kita hampir saja ehilangan salah satu bukti terpenting kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu naskah asli tulisan tangan Soekarno.
Cerita bermula ketika Soekarno, Hatta dan rombongan kembali dari Rengas dengklok pada tanggal 16 agustus 1945 setelah mereka di bawa oleh para pemuda agar dapat segera mengproklamirkan kemerdekaan, sedikit cerita ketika pertemuan Soekarno Hatta dengan golongan pemuda tidak menemui titik terang tentang kapan dan bagaimana proklamasi kemerdekaan akan di laksanakan maka kembalilah mereka kejakarta.
Dijakarta upaya untuk segera memproklamirkan kemerdekaan masih terus dilakukan, sepulang Soekarno Hatta dari Rengas Dengklok para tokoh pemuda merencanakan pertemuan untuk segera merumuskan naskah proklamasi karena direncanakan keesokan hari pada tanggal 17 Agustus 1945 akan diselenggarakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Akhirnya pertemuan tersebut direncanaka diselenggarakan di sebuah hotel diwilayah harmoni namun karena pada waktu itu  sudah pukul sepuluh malam hotel tersebut menolak karena tidak menerima pelayanan pertemuan rapat diatas pukul 10 malam. Akhirnya  pilihan jatuh kerumah Laksamana madya Tadashi Maida seorang jendral angkatan laut jepang.
Di rumah Maida soekarno Hatta ditemani oleh Ahmad Subarjo seorang penasehat Maida berkumpul untuk merumauskan teks proklamasi, ditulis langsung oleh Soekarno dan di bantu secara lisan oleh Hatta dan subarjo. Kemudian setelah rumusan naskah disetujui dan di ketik oleh Sayuti Melik, dan ditemani oleh seorang wartawan muda bernama B. M. Diah dan beliaulah yang sangat berjasa menyelamatkan teks asli tulisan tangan Soekarno, karena setelah neskah proklamasi selesai disalin oleh Sayuti Melik, naskah Asli tulisan tangan bungkarno dibuang oleh Sayuti Melik ke tempat sampah karena dianggap tidak dibutuhkan lagi. Beruntung hal tersebut disaksikan oleh B. M. Diah dan segera menyelamatkan naskah tersebut dan menyimpannya selama lebuh dari 49 tahun, karena baru pada tanggal 29 Mei 1992 naskah tersebut baru di beriakan kepada Presiden Soeharto dan naskah yang selama lebuh dari 49 tahun dianggap hilang baru dapat dipublikasikan kembali.
B. M. Diah telah berhasil dan berjasa menyelamatkan hal penting bagi bangsa Indonesia, berkat jasa beliau kita bisa mengetahui bagaimana bentuk naskah asli Proklamasi hasil tulisan tangan Soekarno.

Rabu, 15 Februari 2012

Cerita dibalik Mobil Dinas Kepresidenan Pertama di Indonesia Yang Ternyata Adalah Mobil Curian



Bertemu lagi dengan saya di postingan saya yang ke-2, pada postingan saya yang ke-2 tidak jauh berbeda dengan posting saya yang pertama yaitu tentang sejarah, karena saya adalah orang yang menyukai sejarah, hehe.
Pada tulisan saya kali ini saya ingin sedikit membahas tentang mobil kepresidenan pertama di Indonesia. Tapi bukan untuk membahas spesifikasi mesin atau apapun yang sering dibicarakan oleh penggila otomotif. Tetapi yang ingin saya sampaikan adalah cerita unik dibalik mobil kepresidenan Pertama di Indonesia yang mungkin banyak orang yang belum tahu tentunya, dan cerita unik apakah itu. Tahukah kalian bahwa ternyata mobil dinas kepresidenan pertama di Indonesia atau mobil dinas pertama yang digunakan oleh presiden Soekarno ternyata adalah mobil curian, percaya atau tidak tapi inilah faktanya, jadi bagaimana ceritanya bahwa mobil dinas pertama Presiden Soekarno adalah mobil curian?
17 Agustus 1945 Indonesia merdeka ditandai dengan dibacakannya naskah Proklamasi oleh Soekarno. Singkat cerita akhirnya jadilah Indonesia negara yang merdeka dan diangkatnya Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakilnya. Tetapi muncul permasalahan Soekarno yang telah m3njabat sebagai presiden Republik Indonesia ternyata belum memiliki mobil dinas. Sebagai seorang Presiden sudah seharusnya Soekarno Memiliki mobil dinas kepresidenan yang akan digunakan dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang presiden. Dan kondisi Indonesia yang baru saja merdeka yang belum stabil ditengah-tengah tekanan Jepang yang masih belum meninggalkan Indonesia dan baying-bayang belanda yang akan datanng kembali untuk menjajah tidak memungkinkan untuk membeli sebuah mobil dinas untuk Presiden.
Seorang sekertaris Soekarno yang bernama Sudiro terbayang dengan sebuah Mobil Limousine yang cukup besar dengan merk Buick yang cukup mewah pada masa itu. Beliau pernah melihatnya melintas di jalanan Jakarta. Ternyata mobil mewah tersebut adalah milik pejabat Jepang tepatnya adalah kepala jawatan kereta api. Tentusaja pikir Sudiro mobil itu sangat layak untuk dijadikan mobil dinas Kepresidenan dan akhirnya ditemani oleh beberapa pengikut setia bung Karno berniat merampas mobil tersebut. Kebetulan Sudiro mengenal Supir mobil mewah tersebut, hal ini mempermudah rencana Sudiro. Singkat cerita Sudiro dengan beberapa orang mendatangi rumah sang Pejabat Jepang tersebut dan beruntung mobil itu sedang terparkir di halaman bersama sang supir yang sudah dikenanya. Kemudian Sudiro mendekati supir dan meminta kunci mobil tersebut dan sontak sang supir kaget karana belum tahu apa tujuan Sudiro meminta kunci mobil majikannya itu, setelah dijelaska bahwa mobil itu akan di gunakan sebagai mobil dinas Presiden Soekarno maka sang supir yang Patriotis itu segera memberikan kunci mobil tersebut dan Sudiro menyuru si supir pulang ke kampung halamannya. Dan mobil tersebut di sembunyikan dan setelah eadaan aman maka mobil tersebut diserahkan kepada presiden Soekarno.
Akhirnya mobil Buick buatan Amerika tahun 1939  menjadi mobil dinas resmi pertama presiden Soekarno. Dan mobil tersebut sekarang disimpan di Museum juang 45 yang berada di Jl menteng no 31.
Itulah sedikit cerita dibalik mobil kepresidenana pertama milik Indonesia yang ternyata adalah mobil curian, namun saya rasa itu bukanlah sebuah kesalahan karena apa salahnya kita merampas mobil milik pejabat Jepang mengingat Jepang telah menjajah Indonesia dan mengambil berbagai sumber daya yang ada di Indonesia untuk kepentingan mereka.

Senin, 13 Februari 2012

Cerita Sejarah dari Kawasan Menteng


Salam..
Sebelumya saya mau mengucapkan salam kenal kepada semua pembaca postingan pertama saya ini. Semoga postingan pertama ini mermanfaat bagi semua para pembaca.
Dalam posting pertama saya, saya ingin membagi beberapa pengalaman yang menurut saya menarik, minggu tanggal 12 februari 2012 kemarin saya bersama dengan kawan-kawan Komunitas Historia Indonesia(KHI) mengunjungi taman kota pertama di Indonesia yaitu kawasan Menteng. Yang menariknya adalah saya dan kawan-kawan menjelajah kawasan menteng dan mengunjungi gudung-gedung bersejarah yang terdapat di kwasan Menteng, perjalanan di mulai dari gedung Djoeang 45, Masjid Cut Mutia, gedung Exs Imigrasi(Budha Bar) diteruskan menuju Kediaman A. H. Nasution yang sekarang menjadi museum A. H. Nasution dan berakhir di bekas rumah Laksamana Madya Tadashi Maida yang sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
yang menarik dari kunjungan ini adalah saya dan teman-teman diajak mempelajari sejarah dengan mengunjungi langsung obsek sejarah tersebut dan hal tersebut sangat menarik (paling tidak menurut saya) berawal dari Gedung Djoeang 45 di gedung itu saya diajak untuk melihat sejarah bangsa Indonesia seolah-olah secara langsung tetapi disini saya tidak mau menceritakan sejah Indonesia karna mungkin saja bisa membuat para Pembaca mengantuk hehe, yang ingi saya ceritakan adalah perasaan dan makna sejarah yang saya dapatkan ketika mengunjungi tempat-tempat yang saya sebutkan di awal. Oke kembali ke Gedung Djoeang 45 selain menberikan saya pengetahuan tentang Sejarah Indonesia saya juga di dapat melihat Mobil dinas kepresidenan pertama di Indonesia. Iya itu adalah mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden RI pertama yaitu Soekarno dan Mohamat Hatta, yang menariknya adalah pada Mobil Rep-1 yaitu mobil dinas presiden Soekarno ada cerita yang menurut saya menarik yaitu ketika Soekarno telah menjabat sebagai presiden beliau belum memiliki mobil dinas “masa presiden kita tidak memiliki mobil dinas” mungkin itu yang terpikirkan kaum muda padsa waktu itu sehingga muncul ide untuk merampas sebuah mobil milik pejabat Jepang. “Waw ternyata presiden pertama kita memakai mobil curian” tapi buat saya itu tidak masalah dan cukup membanggakan.
Perjalanan berlanjut setelah menggunjungi gedung Djoeang 45 kemudian masjit Cut Mutia dan gedung Eks Imigrasi saya mendatangi Museum A. H. Nasution yang dulu merupakan kediaman beliau yang menari dan membuat saya agak merinding  Museum itu dikondisikan sebagaimana ketika pecahnya peristiwa Gestapu atau gerakan September 30. Diman pada dini hari pasukan Cakrabirawa mendatangi rumah Nasution dan mermaksut menculuknya sudah pasti sangat mencekam suasana rumah tersebut, dimana terlihat beberapa patung pasukan cakrabirawa berjaga dan diruang berikutnya terdapat patung istri Nasution sedang menggendong anaknya yang masih kecil (Ade Irma) yang telah bersimpah darah dan para pasukan Cakrabirawa yang sedsang menodongkan senjata kearah istri Nasution, itu menbuat saya merinding suasana tersebut dapan  membawa imajinasi saya bagaimana keadaan pada malam tersebut belum lagi ditambah penjelasan petugas museum yang makin membangkitkan imajinasi saya tentang peristiwa tersebut. Kemudian saya dibawa ke samping bangunan dimana terdapat pavilion tembat ajudan nasution tinggal dimana terdapat patung tiga pasukan TNI yang sedang berjaga di rumah Nasution sedang berlutut ditodong senjata oleh pasukan cakrabirawa dan patung Piere A. Tendean dia adalah ajudan nasution yang akhirnya ditangkap karena pasukan cakrabirawa mengura bahwa itu adalah sosok Nasution. Naas buat Piere tendean dia ditangkap dan di bunuh di lubang buaya. Menurut petugas Museum Piere tendean sedang tidak bertugas mengawal Nasution dia sudah meminta izin untuk pulang kerumahnya karena keesokan paginya akan menikah, cukup tragis.
Persinggahan terakhir adalah Museum perumusan Naskah Proklamasi, dalam Museum ini di Gambarkan bagaimana para pendiri bangsa Indonesia saya melihat bagaimana soekarno Hatta merumuskan naskah proklamasi yang dramatisnya adalah saya membayangkan pada sekitar pukul 03.00 pagi mereka berkumpul di gedung tersebut untu merumuskan teks proklamasi bayangkan Soekarno Hatta dan para pemuda lain berusaha memproklamirkan kemeredekaan ditengah-tengah kekacauan situasi politik akibat perang yang terjadi di Asia pasifik karena jepang mengalami kekalahan besar dan akhirnya menyerah. Maka karena jepang menyerah kepada sekutu maka Indonesia akan di kuasai kembali oleh Belanda. Untuk mengantisipasi hal itu maka para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan indonesia dibawah tekan tersebut akhirnya Soekarno Hatta menyelesaikan Naskah proklamasi.
Nah sekian postingan pertama saya terimakasih kepada para pembaca