Senin, 13 Februari 2012

Cerita Sejarah dari Kawasan Menteng


Salam..
Sebelumya saya mau mengucapkan salam kenal kepada semua pembaca postingan pertama saya ini. Semoga postingan pertama ini mermanfaat bagi semua para pembaca.
Dalam posting pertama saya, saya ingin membagi beberapa pengalaman yang menurut saya menarik, minggu tanggal 12 februari 2012 kemarin saya bersama dengan kawan-kawan Komunitas Historia Indonesia(KHI) mengunjungi taman kota pertama di Indonesia yaitu kawasan Menteng. Yang menariknya adalah saya dan kawan-kawan menjelajah kawasan menteng dan mengunjungi gudung-gedung bersejarah yang terdapat di kwasan Menteng, perjalanan di mulai dari gedung Djoeang 45, Masjid Cut Mutia, gedung Exs Imigrasi(Budha Bar) diteruskan menuju Kediaman A. H. Nasution yang sekarang menjadi museum A. H. Nasution dan berakhir di bekas rumah Laksamana Madya Tadashi Maida yang sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
yang menarik dari kunjungan ini adalah saya dan teman-teman diajak mempelajari sejarah dengan mengunjungi langsung obsek sejarah tersebut dan hal tersebut sangat menarik (paling tidak menurut saya) berawal dari Gedung Djoeang 45 di gedung itu saya diajak untuk melihat sejarah bangsa Indonesia seolah-olah secara langsung tetapi disini saya tidak mau menceritakan sejah Indonesia karna mungkin saja bisa membuat para Pembaca mengantuk hehe, yang ingi saya ceritakan adalah perasaan dan makna sejarah yang saya dapatkan ketika mengunjungi tempat-tempat yang saya sebutkan di awal. Oke kembali ke Gedung Djoeang 45 selain menberikan saya pengetahuan tentang Sejarah Indonesia saya juga di dapat melihat Mobil dinas kepresidenan pertama di Indonesia. Iya itu adalah mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden RI pertama yaitu Soekarno dan Mohamat Hatta, yang menariknya adalah pada Mobil Rep-1 yaitu mobil dinas presiden Soekarno ada cerita yang menurut saya menarik yaitu ketika Soekarno telah menjabat sebagai presiden beliau belum memiliki mobil dinas “masa presiden kita tidak memiliki mobil dinas” mungkin itu yang terpikirkan kaum muda padsa waktu itu sehingga muncul ide untuk merampas sebuah mobil milik pejabat Jepang. “Waw ternyata presiden pertama kita memakai mobil curian” tapi buat saya itu tidak masalah dan cukup membanggakan.
Perjalanan berlanjut setelah menggunjungi gedung Djoeang 45 kemudian masjit Cut Mutia dan gedung Eks Imigrasi saya mendatangi Museum A. H. Nasution yang dulu merupakan kediaman beliau yang menari dan membuat saya agak merinding  Museum itu dikondisikan sebagaimana ketika pecahnya peristiwa Gestapu atau gerakan September 30. Diman pada dini hari pasukan Cakrabirawa mendatangi rumah Nasution dan mermaksut menculuknya sudah pasti sangat mencekam suasana rumah tersebut, dimana terlihat beberapa patung pasukan cakrabirawa berjaga dan diruang berikutnya terdapat patung istri Nasution sedang menggendong anaknya yang masih kecil (Ade Irma) yang telah bersimpah darah dan para pasukan Cakrabirawa yang sedsang menodongkan senjata kearah istri Nasution, itu menbuat saya merinding suasana tersebut dapan  membawa imajinasi saya bagaimana keadaan pada malam tersebut belum lagi ditambah penjelasan petugas museum yang makin membangkitkan imajinasi saya tentang peristiwa tersebut. Kemudian saya dibawa ke samping bangunan dimana terdapat pavilion tembat ajudan nasution tinggal dimana terdapat patung tiga pasukan TNI yang sedang berjaga di rumah Nasution sedang berlutut ditodong senjata oleh pasukan cakrabirawa dan patung Piere A. Tendean dia adalah ajudan nasution yang akhirnya ditangkap karena pasukan cakrabirawa mengura bahwa itu adalah sosok Nasution. Naas buat Piere tendean dia ditangkap dan di bunuh di lubang buaya. Menurut petugas Museum Piere tendean sedang tidak bertugas mengawal Nasution dia sudah meminta izin untuk pulang kerumahnya karena keesokan paginya akan menikah, cukup tragis.
Persinggahan terakhir adalah Museum perumusan Naskah Proklamasi, dalam Museum ini di Gambarkan bagaimana para pendiri bangsa Indonesia saya melihat bagaimana soekarno Hatta merumuskan naskah proklamasi yang dramatisnya adalah saya membayangkan pada sekitar pukul 03.00 pagi mereka berkumpul di gedung tersebut untu merumuskan teks proklamasi bayangkan Soekarno Hatta dan para pemuda lain berusaha memproklamirkan kemeredekaan ditengah-tengah kekacauan situasi politik akibat perang yang terjadi di Asia pasifik karena jepang mengalami kekalahan besar dan akhirnya menyerah. Maka karena jepang menyerah kepada sekutu maka Indonesia akan di kuasai kembali oleh Belanda. Untuk mengantisipasi hal itu maka para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan indonesia dibawah tekan tersebut akhirnya Soekarno Hatta menyelesaikan Naskah proklamasi.
Nah sekian postingan pertama saya terimakasih kepada para pembaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar